“DALAM TUHAN ADA PENGHARAPAN”
Di
sebuah kota kecil, ada sebuah keluarga Kristen yang sangat harmonis. Keluarga
ini sangat taat pada Tuhan dan mereka rajin beribadah di Gereja. Ribka
merupakan putri dari keluarga itu.
Ayah Ribka, Pak Agus merupakan dosen
ternama, sedang Ibu Ribka, Ibu Vivian hanyalah seorang Ibu rumah tangga biasa.
Ribka juga mempunyai seorang kakak, Fandy yang sikapnya kadang-kadang cuek.
Walau begitu Ribka sangat senang dan merasa cukup dengan keluarganya ini.
Suatu hari, keluarga ini mendapat
sebuah masalah. Masalah yang berawal dari perselingkuhan yang dilakukan oleh
Pak Agus dengan seorang mahasiswi di universitas tempat ia bekerja. Dan
ternyata mahasiswi tersebut adalah Tasya, teman sekelas Fandy, yang sering
datang ke rumah mereka, yang akrab juga dengan Ribka dan Ibu Vivian.
Pengenalan Tokoh:
1.
Ribka yang
diperankan oleh Inggrid.
Ribka merupakan seorang gadis baik, cerdas, cantik,
serta rajin beribadah, hanya saja ia memiliki sikap yang keras.
2.
Pak Agus yang
diperankan oleh Yarmanto.
Pak Agus merupakan Ayah Ribka, memiliki sifat tegas, tetapi
cepat marah dan tidak bertanggungjawab.
3.
Ibu Vivian yang
diperankan oleh Peprianti.
Ibu Vivian adalah Ibu Ribka, memiliki sikap yang agak
keras dan emosional.
4.
Fandy yang
diperankan oleh Ferdinan.
Fandy adalah Kakak Ribka, Sikapnya kadang-kadang cuek,
walau padahal ia juga bisa perhatian dan dewasa.
5.
Tasya yang
diperankan oleh Ditha.
Tasya adalah teman Fandy, ia bersekolah di universitas
yang sama dengan Fandy.
6.
Vika yang
diperankan oleh Fitriana.
Vika adalah salah seorang sahabat Ribka.
7.
Nadya yang
diperankan oleh Cindy.
Nadya adalah sahabat dari Ribka dan Vika.
8.
Enjel diperankan
oleh Angela.
Enjel adalah teman sekelas Ribka, yang ternyata adalah
seorang pengguna narkoba.
9.
Daniel yang
diperankan oleh Dafli.
Daniel adalah pacar Ramah, sikapnya baik, ramah,
bijaksana.
10. Ibu Rut yang diperankan oleh Hesty.
Wali kelas Ribka, Vika, Nadya, dan Enjel.
11. Kak Sarah yang diperankan oleh Susantri.
Kak Sarah adalah kakak sepupu dari Nadya, ia juga
merupakan seorang hamba TUHAN.
***
Di pagi yang indah,
sekitar pukul 05.00, Pak Agus sekeluarga melaksanakan saat teduh bersama.
Setelah itu Ibu Vivian dan Ribka menyiapkan sarapan dan membereskan rumah.
Selesai itu barulah mereka sarapan bersama sebelum mereka menuju ke tempat
kerja ataupun ke sekolah.
Ribka : Mama,
sabantar mungkin sa pulang agak lat, soalnya sa ada les sampe sore.
Ibu
Vivian : Yang
penting kalo so selesai capat pulang.
Fandy : Beh,
ba.lekos dia itu mama. Bilang les, padahal pigi ba.jalan itu.
Ribka : ibihh
ba.anggap nga, nga kira macam ngana.
Ibu
Vivian : Sudah..sudah..
kamu dua ini masih pagi-pagi so ba.ribut. Te.malu sama tetangga??
Ribka : Kak
Fandy ini …..
Pak
Agus : Ya
sudah mo.. So te mau pigi sekolah??
Ribka : Ada..
tunggu.. (berlari) Mama Ribka ka skolah dulu, slamat pagi!
Ibu
Vivian : Slamat
Pagi. Hati-hati!!!
***
Di
malam hari, seperti kebiasaan yang dilakukan keluarga ini adalah berkumpul dan
bercerita. Mereka menceritakan pengalaman mereka sehari yang mereka sudah
lewati. Ribka dengan semangatnya menceritakan apa saja yang ia alami di sekolah
tadi, tapi sedari tadi Ribka bercerita panjang lebar, Ayahnya hanya sibuk
mengotak-atik handphonenya membalas sms-sms yang masuk dengan raut muka senang,
dan Ribka menyadari hal itu.
Ribka : Papa!!!
Papa dengar io yang sa bilang daritadi???
Pak
Agus : Ioo
ada.. (berdiri, bermaksud untuk meninggalkan ruangan itu) Eh, papa mo kaluar
dulu penting ini, te.lama!!
Ribka : Yuww
beh ini papa, sa ada ba carita dia malah pigi!!!
Ibu
Vivian : Sudah,,
biar saja, dia juga kan lagi ada urusan.
Tanpa
disadari oleh dirinya sendiri, Pak Agus meninggalkan handphonenya di kursi yang
ia duduki tadi. Handphone itu berbunyi, menandakan adanya pesan masuk. Ribka yang
melihat hal tersebut, langsung mengambil handphone itu dan segera membuka sms
yang masuk itu.
Ribka : Astaga..mama..
Liat ini smsnya Ka Tasya di hape-nya papa. Oh.. pantasan papa capat-capat
kaluar tadi ternyata ini??
Ibu
Vivian : (Menarik hape dari tangan Ribka)
Mana?
Oh Tuhan.. Apa ini? Kinapa
dorang dua ini?
Ribka : Ebeh
mama kinapa itu papa so bagitu??
Ibu
Vivian : Sudah
Ribka, tunggu jo nga pe papa datang baru torang tanya.
Saat
bersama dengan Tasya, Pak Agus tiba-tiba menyadari bahwa handphone-nya tidak
ada. Ia langsung pulang untuk mendapati hp-nya kembali. Ia takut istri dan
anak-anaknya membaca sms-sms yang ada di kotak masuk hape-nya.
Pak
Agus : Malam,
Papa pe hape dimana? (Dengan tergesa-gesa)
Ribka : Ini..
(memberikan hape ayahnya, ayahnya mengambil hape itu secepatnya).. tadi ada Ka
Tasya pe sms..
Pak
Agus : oh…
(jawab singkat karena gugup)
Ribka : Papa,
apa papa pe hubungan dengan Ka Tasya??
Pak
Agus : Yu
dia itu papa pe murid. Nga juga tau kan kalo papa ba dosen di universitas yang
sama dengan tampat skolahnya Fandy deng Tasya.
Ribka : Baru
kalo bagitu apa itu sms pe maksud?? Papa mo kase lekos sa? (marah dan berusaha
menahan air matanya)
Pak
Agus : Sms
apa? Papa te pernah kase ba lekos akan nga.
Ribka : Beehh
tau sa jengkel.. (Berlari meninggalkan ayahnya)
Ibu
Vivian : Bagus..bagus..
So hebat bagimana? Sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga. Jangan
talalo banyak ba.lekos nga. Nga kira torang te tau. Munafik memang!!
Pak
Agus : Apa
ini? Ini mama te tau apa-apa, kon maen marah-marah te jelas.
Ibu
Vivian : Te
tau apa lagi ini, kalo so di tau te usah mengelak. Papa te malu io sama
anak-anak? Ibih so tua kon pe puber mati.. ishhh
Pak
Agus : (Emosi)
Iyo, jadi kinapa kalo butul, kamu mo bikin apa? kamu juga so tau jadi buat apa
di sambunyi-sambunyi. Sa so te pusing lagi deng kamu, terserah apa yang kamu mo
buat.
Ibu
Vivian : (Tak
kalah emosi dengan Pak Agus) oohh bagitu, io mama pe mau papa kaluar dari ini,
rumah, baru urus jo torang pe perceraian!!!
Pak Agus : Cerai??
Ohh bagus itu, memang itu yang sa mau….
Pertengkaran
mulut antara suami istri ini semakin memanas. Ibu Vivian menangis. Akhirnya
keributan itu membangunkan Fandi yang sedang tertidur di kamarnya.
Fandy : Kinapa
ini??? Ba ribut skali… Mama kinapa manangis??
Ibu
Vivian : Tauu
nga pe papa itu, dia so te peduli deng torang baru dia mo minta cerai… (Sambil
menangis)
Fandy : Yuuwh
papa, kinapa papa ini?? Macam anak kecil skali!!
Pak
Agus : Behhh
pe sibuk deng kamu samua!! (beranjak keluar, meninggalkan Ibu Vivian dan Fandy)
Hari
semakin larut, Fandy masih berusaha menenangkan ibunya. Ibu Vivian hanya
mengangguk dan segera pergi ke kamarnya. Fandy pun beranjak ke kamarnya setelah
memastikan Ibunya telah masuk ke kamar.
Fandy : Mama,
tidor saja eh,nanti besok baru torang bicarakan lagi.
***
Esok
harinya, Ibu Vivian sudah kelihatan tenang. Mungkin ia telah berpikir semalaman
tentang apa yang harus ia lakukan. Fandy dan Ribka telah pergi ke sekolah. Tak
lama beberapa menit kemudian, Pak Agus yang semalam tidak pulang ke rumah
akhirnya datang.
Ibu
Vivian : Papa,
lebeh baek torang cerai saja, sa juga te tahan bagini, buat apa juga torang
sama-sama kalo te rukun bagini.
Pak
Agus : Ooh
io (dengan sinis) sa somo urus buat torang pe perceraian. Mungkin satu minggu
lagi selesai.
Sementara
itu di tempat lain, Fandy dan Ribka pergi menemui Tasya.
Ribka : Tasya!!!!
Memang nga cewek te tau malu,, te tau diri skali,, so te laku nga sama
cowo-cowo, sisa om-om yang nga mo gate.
Fandy : Biihh
Tasya sa te sangka nga ini eh, sa kira nga taman yang baek, ternyata nga itu
perusak rumah tangganya orang.
Tasya : Yuww
sori Fandy, sa te bermaksud ba kase rusak nga pe keluarga. Baru Ribka, mohon
maaf ee… nga pe papa sandiri itu yang mau sama sa.
Ribka : Iiiiiiiii……
(Ribka bermaksud menampar Tasya tetapi di tahan oleh Fandy)
Fandy : Sudah
jo, te ada guna torang di sini, torang pigi jo!! (Menarik tangan Ribka dan
pergi meninggalkan Tasya)
***
Sesampainya
mereka di rumah, kedua kakak-beradik ini dikagetkan oleh berita bahwa orang tua
mereka sudah sepakat untuk bercerai. Hal ini membuat mereka sangat shock. Ribka
sangat kecewa, ia tidak menyangka kalau keluarganya akan berakhir seperti ini.
Sedangkan Fandy, sebagai kakak ia menyikapinya dengan tenang, ia tahu bahwa
TUHAN akan membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh
keluarganya, sehingga ia hanya menyerahkan masalah keluarganya itu pada TUHAN.
Ibu
Vivian : Ribka,
Fandy, mama deng papa so sepakat buat bercerai. Mama harap anak-anak mama bisa
mangarti!!
Pak
Agus : Iyoo,
kamu kan so basar, pasti bisa mangarti akan.
Ribka : Sa
te mangarti, deng te mo mangarti. Kinapa nanti cerai? Te ada jalan laen io?
Ibu
Vivian : Ribka…..
Ribka : Beh
tau, tau… terserah jo,, sa so te mo peduli lagi. Mo cerai kek mo apa kek, sa te
mo pusing. Tapi jangan salahkan Ribka kalo Ribka so ba aneh-aneh.. (Pergi masuk
ke kamarnya)
Fandy : Fandy
kecewa skali sama mama deng papa. Kinapa harus cerai? Bukannya cerai itu te
dikehendakinya TUHAN? Kinapa ini masalah tidak diserahkan sama TUHAN? Yakin
TUHAN pasti menunjukkan jalan yang terbaik.
Ibu
Vivian : Fandy,
mama tauu itu, tapi apa torang harus pertahankan keluarga yang tidak harmonis
lagi kayak ini? Biar apa yang Fandy mo bilang mama deng papa somo urus ini
perceraian.
Pak
Agus : Iyoo,
torang cuma mo kase tau saja kamu,, yang penting Fandy deng RIbka so tau,
torang akan secepatnya urus ini perceraian.
Fandy
hanya terus menerus diam, Ibu Vivian tahu persis kekecewaan yang Fandy rasakan,
Fandy berbeda dengan Ribka, ia memang jarang menyuarakan kekecewaannya tetapi
hal itu tergambar jelas di wajahnya. Sementara itu di kamar, Ribka tak
henti-hentinya menangis, ia pun menelpon Daniel, pacarnya, untuk membicarakan
masalah yang sedang di alami keluarganya. Selama ini, Daniel-lah yang menjadi
tempat curhat Ribka, dan Ribka selalu mendapat solusi yang tepat dari Daniel.
Ribka : Hallo
niel….
Daniel : Halo
Ribka, kinapa?? Macam ba laen nga pe suara? Nga manangis??
Ribka : Biihh
sa bingung ini.. Sa pe orang tua mo cerai,, sa so te tau mo bikin bagimana lagi
supaya dorang baku baek lagi. Sa capek skali….
Daniel : Iioo
Ribka sa juga ikot sedih, tapi kalo boleh kase saran lebeh baek ini masalah nga
serahkan sama TUHAN. Nga tau kan kalo TUHAN te pernah kase masalah yang torang
sendriri te bisa selesaikan. Yakin Tuhan pasti kase jalan kluar. Baru nga
bujuk-bujuk lagi nga pe orang tua supaya dorang baku baek ulang.
Ribka : O.iyo
sa mo coba… Makasi nga pe saran bagus skali.
Daniel : Sama-sama.
Tapi nga harus percaya dan yakin kalo TUHAN pasti bantu ngana.
Ribka : Iyooo..
sudah dulu,e… so tengah malam ini, sa so mo tidor dulu.
Daniel : Iyoo..
tidor jo… jang lagi manangis..!
Setelah
bercerita dan mendengar nasihat dari Daniel, Ribka merasa terhibur. Ribka pun
terketuk pintu hatinya untuk berdoa kepada TUHAN.
Ribka : “TUHAN
YESUS yang baik, terima kasih atas segala berkat dan kasih-MU yang masih bisa
Ribka rasakan hingga saat ini. TUHAN, saat ini dengan segala kerendahan hati,
Ribka mohon TUHAN bantu menyelesaikan masalah yang sedang keluarga Ribka
hadapi. Tuhan ketuk pintu hati kedua orang tua hamba, agar mereka tidak jadi
berpisah. Dalam nama TUHAN YESUS, Ribka sudah berdoa, AMIN”
Tak
henti-hentinya Ribka berdoa memohon kepada TUHAN agar kedua orang tuanya batal
untuk bercerai. Tetapi kenyataannya, masalah perceraian kedua orang tuanya
sudah memasuki sidang. Ribka pun merasa putus asa, dia berpikir, TUHAN tidak
pernah mau mengabulkan doanya. Ribka pun merasa terabaikan karena, Ibunya tidak
lagi mempedulikannya sejak ia mengurus perceraiannya. Hal itu membuatnya
terpengaruh pada Enjel.
Enjel : Ribka,
kinapa nga? Macam sa liat-liat nga ini murung turus, ada masalah??
Ribka : Te
ada apa-apa…
Enjel : O.iyo,
mungkin nga te mau cerita nga pe masalah sama sa. Tapi sa ada solusi yang tepat
buat nga pe masalah itu. Deng sa jamin nga pe beban langsung hilang. Kalo nga
mau, nanti ba bilang sama sa.
Ribka : Butul
iio?? Apa depe solusi??
Enjel : (Mengambil
sesuatu di dalam tasnya) Ini.. (menunjukkan beberapa butir obat)
Ribka : Tapii..ini..
biihh sa takot…
Enjel : Te
apa-apa ini nanti yang bikin nga bisa lupa nga pe masalah. Sa juga biasa ba
minum ini kalo ad masalah. Nanti torang ba minum di sa pe rumah saja, tapi
jangan bilang sama sapa-sapa.
Ribka : (Ragu)
Oh..iyo..
Setelah bel
pulang berbunyi, Ribka dan Enjel pulang bersama. Saat berjalan menuju gerbang
sekolah, ia bertemu dengan teman-temannya, Vika dan Nadya.
Vika : Ribka,
torang pulang sama-sama ntah!
Nadya : Iyoo
intah..
Ribka : Duluann
jo kamu, sa masi ada urusan penting.
Sesampainya
di rumah Enjel, Ribka pun segera meminum obat pemberian Enjel. Dan benar
seperti yang Enjel katakan, Ribka pun merasa melayang, melupakan segala masalah
yang ia sedang hadapi. Ribka pun ketagihan dan menjadi ketergantungan pada obat
itu.
***
Ibu
Rut, wali kelas Ribka, dan juga Vika dan Nadya menyadari perubahan Ribka, merekapun
mendatangi rumah Ribka, untuk menceritakan masalah Ribka pada Ibunya.
Ibu
Rut : Jadi begini, bu, anak ibu, Ribka sudah seminggu ini tidak masuk sekolah,
kami juga tidak pernah menerima surat keterangan darinya apa dia sakit atau
lainnya.
Ibu
Vivian : Tidak
masuk sekolah?? Ribka tiap hari ke sekolah.
Vika : Iyo
butul itu tante, waktu pulang sekolah sa te sengaja liat dia kaluar dari
rumahnya Enjel, kon sa ikot dia, ternyata dia nae taxi pigi kamari.
Nadya : Berarti
setiap jam sekolah dia di rumahnya Enjel, pas jam pulang baru dia pulang juga
ka rumah.
Ibu
Vivian : Enjel??
Siapa Enjel?
Ibu
Rut : Enjel itu murid sekolah kami, dan menurut siswa lainnya dia itu
pengkonsumsi narkoba. Kami beranggapan bahwa Ribka telah dipengaruhi oleh
Enjel.
Ibu
Vivian : Jadi
menurut kalian, Ribka sudah mengkonsumsi narkoba??
VIka : Iyo
tante. Baru tante ada yang sa mo bilang, tapi sa minta maaf dulu karena so ba
kase tau ini. Jadi, bagini kamarin sa ada ba telpon sama Ribka, sa tanya kinapa
dia so berubah? Dia bilang ini gara-gara depe ortu, depe ortu somo cerai, baru
dia te mau dorang cerai, dia bilang dia mau depe keluarga kayak dulu lagi.
Ibu
Vivian : Iya,
tidak apa nak Vika. Ribka memang yang paling bersikeras agar tante dan om batal
cerai. Tapi tante te sangka dia sampai senekat itu. Tante akui, tante dengan om
so salah, kami berdua terlalu egois, hanya mementingkan urusan masing-masing
tanpa mempedulikan Ribka dan Fandy.
Nadya : Eh,iyo
tante, kalo tante mau, besok ato kapan bagitu, datang di rumahnya sa, ada itu kakak,
dia itu hamba TUHAN, mungkin dia bisa bantu mendoakan masalah keluarganya
tante.
Ibu
Vivian : Makasih
nak ya, tante pasti akan datang.
Nadya : Sama-sama
tante.
Ibu
Rut : Kalau begitu, kami semua permisi dulu.
Ibu
Vivian : Iya,
terima kasih banyak.
Setelah
Ibu Rut, Vika, dan Nadya pulang, Ibu Vivian segera menghubungi Pak Agus. Ibu
Vivian menceritakan semua yang dikatakan oleh Ibu Rut, Vika, dan Nadya. Mereka
pun sepakat untuk berbicara dengan Ribka.
Ibu
Vivian : Ribka,
sini dulu!!!
Ribka : Kinapa
behh???
Pak
Agus : Ribka,
papa deng mama mangaku so salah, selama ini papa deng mama so talalo egois, te
pernah mau dengar pendapatnya Ribka deng Fandy, juga hanya sibuk dengan urusan
perceraian. Papa minta maaf….
Ibu
Vivian : Mama
juga minta maaf. Tapi kinapa dengan Ribka sekarang? Ribka so te masok-masok
sekolah, so te pernah ibadah, baru bergaul dengan anak yang tidak baik.
Ribka : Tidak,
sapa yang bilang? Susupo memang!!
Ibu
Vivian : Yang
bilang itu Ibu Rut, Vika, deng Nadya. Baru dibilang Ribka baku taman deng
Enjel.
Pak
Agus : Ribka,
berteman itu tidak dilarang, tapi Ribka sendiri harus bisa memilih mana yang
baik mana yang tidak. Jangan memilih teman yang akan menjerumuskan kita ke
hal-hal yang tidak baik.
Ribka : ehhh,
baru?? Urus saja papa deng mama pe urusan, ta usah urus sa pe urusan. Terserah
saya noh ba taman deng sapa. Sama saja dengan papa deng mama yang seenaknya
bilang mo cerai, kan papa deng mama pikir terserah papa deng mama kalo mo cerai
ato mo nikah lagi,, sa juga so nyaman bagini….
Ibu
Vivian : Ribka!!
Mama deng papa kan so minta maaf. O,iyo besok Ribka deng Fandy ikut mama deng
papa eh, torang mo pigi di sama itu hamba Tuhan.
Ribka : Ya,
ya, yah.. terserah.. sa ba ikot-ikot jo… (Ribka pergi ke kamarnya)
Keesokan
harinya, keluarga Pak Agus pergi ke rumah Nadya untuk bertemu seorang hamba
Tuhan yang bernama Kak Sarah.
Ibu
Vivian : Selamat
sore..
Kak
Sarah : Selamat
sore.. mari masuk!!
Ibu
Vivian : Nadya-nya
ada?
Kak
Sarah : Ada,
saya panggilkan dulu.
Ibu
Vivian : Ya.
Kak
Sarah : Nadya…..
Nadya : Ya..
Kak
Sarah : Ini
ada tamu..
Beberapa
menit kemudian Nadya datang bersama Vika dan Daniel. Vika berantusias datang
karena ia tahu Ribka, sahabatnya juga datang. Sementara Daniel pacar Ribka,
juga datang untuk Ribka. Mereka semua berharap Ribka bisa kembali seperti dulu
lagi.
Nadya : Sore
tante, om, Ribka, Kak Fandy.
Vika : Halo
Ribka, macam so pe lama torang te ketemu.
Daniel : Hai
Ribka..
Ribka : (Bingung
dengan kehadiran teman-teman dan pacarnya) kinapa kamu samua ada di sini?
Kak
Sarah : (Mengambil
alih pembicaraan) Ohh.. ini yang namanya Ribka. Nadya sudah banyak bercerita
tentang Ribka sama Kakak.
Daniel : Iyo,
kak.. Ribka ini anak yang baek skali.. cuma torang so bingung deng dia
sekarang.. torang heran deng depe perubahan.
Fandy : Kakak,
tolong sa pe ade ini, buka akan depe jalan pikiran itu…
Ribka : (menyenggol
tangan Fandy) Apa kakak ini ee? (Dengan setengah berbisik)
Ibu
Vivian : Jadi
begini…. (pembicaraannya terhenti karena langsung dipotong oleh kak Sarah)
Kak
Sarah : Sudah,
Ibu tak perlu jelaskan lagi, Nadya sudah menceritakan semua sama saya. Saya
sudah tahu permasalahannya. Jadi, boleh saya bicara berdua dengan Ribka?
Ibu
Vivian : Iya..
Silahkan.
Kak
Sarah mengajak Ribka di sebuah ruangan. Di ruangan itu hanya ada mereka berdua.
Kak Sarah pun mulai bercerita dengan Ribka.
Kak
Sarah : Ribka,
Kakak tahu apa yang sedang kau alami, tapi cara menyelesaikannya juga tidak
harus seperti itu. Bukankah Ribka sendiri tahu, bahwa itu salah, bolos sekolah,
sampai mengkonsumsi obat-obat terlarang. Apa Ribka lupa? Bukankah Ribka masih
punya TUHAN YESUS, TUHAN yang sanggup untuk menyelesaikan apapun masalah yang
kita hadapi. Tapi itu juga, Ribka harus mengimaninya, jangan meminta sesuatu
tanpa percaya dan yakini itu akan benar-benar terjadi. Dan satu hal yang Ribka
harus tahu di dalam TUHAN tidak ada satupun yang mustahil.
Ribka : Kak,
sa so berdoa sama TUHAN siang deng malam, tapi kinapa TUHAN te mengabulkan sa
pe doa? Dari situ sa so jadi putus asa mo berdoa sama TUHAN.
Kak
Sarah : TUHAN
bukannya tidak mengabulkan doamu. Ribka perlu bersabar, tidak seperti habis
berdoa dan jadi seperti apa yang kita minta. Ribka tahu TUHAN sudah menyediakan
rencana yang besar buat Ribka, dan rencana TUHAN itu tidak seperti rencana
manusia, Ia punya cara sendiri yang tidak dapat terselami serta tidak disadari
oleh Ribka sendiri. Oleh karena itu, Ribka harus selalu bersyukur kepada TUHAN.
Ribka : Tapi
kenapa sampe sekarang sa pe orang tua tetap ba urus dorang pe surat cerai. Apa
TUHAN mau dorang cerai??
Kak
Sarah : Ribka,
rencana TUHAN itu indah pada waktunya. Saat menghadapi masalah percayalah di dalam TUHAN ada pengharapan.
Ada pelangi sehabis hujan, bukan TUHAN yang menjanjikan itu? TUHAN tidak akan
pernah melupakan janjinya. Jadi bersandarlah pada TUHAN, TUHAN menyediakan
segala yang terbaik untukmu.
Ribka : O,iyo
sa mengerti sekarang, mungkin inilah jawaban dari doa-doanya sa. TUHAN so jawab
sa pe doa smua… ini solusi yang cari selama ini untuk masalahnya sa.
Kak
Sarah : Ribka
so mengerti kan? Mencari jalan keluar dari masalah hanya ada pada TUHAN.
Sekarang kita berdoa (Mari kita berdoa ----------------------------amin).
Sehabis
berbicara dengan Ribka, Kak Sarah kini berbicara dengan kedua orang tua Ribka.
Kak
Sarah : Sebelumnya
saya mau minta maaf kalau saya sudah lancing berbicara seperti ini pada Pak
Agus dan Ibu Vivian, tetapi TUHAN ingin pakai saya untuk berbicara dengan Pak
Agus dan Ibu Vivian. Kalian adalah panutan bagi anak-anak kalian, lalu jika
kalian sendiri seperti ini, bagaimana dengan anak-anak kalian? Bukankah TUHAN
sendiri tidak menghendaki adanya perceraian. Bahwa apa yang telah dipersatukan oleh TUHAN
tidak dapat dipisahkan oleh manusia. Jadi, jika kalian mendapat masalah seperti
ini, coba bicarakanlah dengan TUHAN, TUHAN selalu terbuka untuk siapa saja. Ia
tidak pernah meninggalkanmu.
Ibu
Vivian : Iya,
saya sadar selama ini sudah melakukan kesalahan, bahwa saya tidak pernah
mengikutsertakan TUHAN untuk menyelesaikan masalah ini.
Pak
Agus : Iya,
saya juga sadar, kalau selama ini ternyata kesenangan dan kenikmatan sesaat
yang saya rasakan, menutup mata saya sehingga saya sudah menyakiti hati
keluarga saya, terutama hati TUHAN.
Kak
Sarah : Jadi
Pak Agus dan Ibu Vivian sudah memahami, bahwa yang kalian lakukan itu adalah
salah di mata TUHAN. Sekarang kita berdoa bersama dengan yang lainnya. (Mari
kita berdoa --------------------------amin)
Kini
Pak Agus dan Ibu Vivian telah menyadari kesalahan yang mereka perbuat dan
mereka berjanji pada TUHAN untuk tidak mengulanginya lagi. Ribka juga telah
bertobat, dan kembali kepada TUHAN. Keesokan harinya Tasya datang ke rumah
Ribka dan meminta maaf pada keluarganya Ribka.
Tasya : Tante,
Ribka, deng Fandy, sa minta maaf, kalo selama ini sa so banyak salah sama
keluarganya kamu. Sa harap kamu bisa kase maaf sa.
Ibu
Vivian : Iyo,
torang so kase maaf nga dari dulu, cuma sekarang lebih baik nga minta maaf sama
TUHAN.
Tasya : Iyo,
sa sadar, yang sa bikin selama ini so menyakiti hati TUHAN.
Ribka : Butul
yang Kak Sarah bilang, kalo rencana TUHAN itu akan lebih dari apa yang kita
bayangkan.
Fandy : O,iyo,
besok kan paskah, bagimana kalo torang pigi ibadah sama-sama?
Ribka : Okeh,,
tapi ada sa punya teman yang harus dibawa sama TUHAN. Ma,, Ribka ka rumahnya
Enjel dulu,e…
Ribka
pun dengan senang hati dan penuh pengharapan pergi ke rumah Enjel. Dia percaya
TUHAN pasti akan menolongnya untuk menyadarkan Enjel.
Ribka : Enjeell,
besok kan paskah, nga mau tidak pigi ibadah deng sa??
Enjel : Biii,
Ribka tumben?? Memangnya nga so tobat, pe capat jooo…
Ribka : Iyo,
sa so tobat ini, sa sadar kalo selama ini yang torang buat so salah, sekarang sa
te mau sia-siakan pengorbananTUHAN di kayu salib. Jadi sa mo bikin perbuatan
yang kase senang TUHAN pe hati. Kebangkitan TUHAN itu adalah kemenangan buat
orang yang percaya. Jadi, karena sa so di kase kemenangannya TUHAN sa akan
lebih menghargai sa pe hidup.
Enjel : Tapi,
kalo mo di pikir-pikir juga butul juga e. TUHAN YESUS so rela mati di kayu
salib cuma buat torang, kon torang sia-siakan TUHAN pe pengorbanan sama torang.
Ribka : (Senang)
berarti besok nga mo pigi ibadah paskah dengan sa?
Enjel : Iyo,
sa mau,, sa somo bertobat, sa mo terima TUHAN YESUS sebagai JURUS’LAMAT, yang
ba kase kemenangan buat sa karena Dia so bangkit.
Akhirnya
keluarga Pak Agus dapat rukun kembali dan Tasya, Ribka, serta Enjel menyadari
perbuatan mereka dan bertobat. Melalui drama ini kita dapat mengambil hikmah,
yaitu bahwa apabila kita memiliki masalah, kita harus yakindan percaya bahwa
TUHAN pasti telah sediakan jalan keluar dan dalam TUHAN YESUS pasti ada
kemenangan dan pengharapan bagi orang yang percaya kepada-Nya.
THE END
Created by : Cindy