Bulan Maret kemarin, kami mengikuti LLC MPR-RI di Palu. Walau ini sedikit mendadak, persiapan yang kami lakukan juga hanya dalam jangka waktu 1 bulan. Selama 1 bulan kami hanya mengahapal dan menghapal, sehingga materi pelajaran menjadi terabaikan. Tepat sehari sebelum keberangkatan kami ke Palu, pembina kami menyuruh kami untuk packing secepatnya. Kami dengan begitu semangatnya, yah semangat pelajar, bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing. Dan yang ada di pikiran kami hanya 1, yaitu bahwa kami pasti akan berangkat besok.
Dalam perjalanan pulang, kami menerima informasi dari guru kami, agar sorenya kami semua berkumpul di rumahnya. Saat itu, kami pun mulai menebak-nebak, apakah keberangkatan ditunda? apa lombanya batal?
Begitu banyak pertanyaan yang muncul. Akhirnya sorenya kami berkumpul di rumah guru kami itu. Dan benar bahwa apa yang kami pikirkan jadi kenyataan, bahwa kami tidak jadi berangkat, hal ini karena LLC MPR-RI tersebut akan ditunda sampai bulan agustus. Shock? tentu saja -sangat- Ibu pembina kami kemudian mengajak kami makan, untuk menghilangkan rasa kekecewaan kami.
Esok harinya, kami datang ke sekolah, semua teman-teman kami heran dengan keberadaan kami. Yang mereka tahu bahwa hari ini kami akan berangkat ke Palu. Tapi mengapa kami ke sekolah dengan memakai seragam dan membawa buku pelajaran?? Sungguh ini agak memalukan bagi kami, karena teman-teman kami, malah menertawakan kami.
Kami yang masih shock dengan batalnya keberangkatan kami karena lombanya diundur, tiba-tiba disuruh untuk berkumpul kembali. Kami diberitahu bahwa lomba akan tetap dilaksanakan, dan kami harus berangkat malamnya. Antara senang atau apalah, kami tidak bisa mengekspresikannya dengan mudah. Mungkin karena kami sudah terlanjur kecewa. Walau begitu kami berusaha semangat.
Perjalanan menggunakan bis dari Luwuk ke Palu membutuhkan waktu hampir sehari (kurang lebih 21 jam). Perjalanan panjang ini membuat kami kelelahan. Tapi perjuangan kami baru di mulai saat itu. Kami mengikuti berbagai kegiatan mulai dari pembukaan sampai penutupan.
Lomba yang dilaksanakan mulai tanggal 4-5 itu, diikuti oleh siswa-siswa dari 18 sekolah di provinsi Sulawesi tengah. Kami berlomba pada sesi terakhir. Walau kemenangan tidak menjadi milik kami, kami merasa puas karena sudah diperbolehkan untuk mewakili kabupaten kami, dan dari situlah kami mendapat begitu banyak pelajaran. Sedih? sudah pasti, tapi apa boleh buat.
Dan inilah juara 1, 2, dan 3:
Juara 1 : SMA Negeri 1 Witaponda (Kab. Morowali)
Juara 2 : SMA Negeri 4 Palu (Kota Madya Palu)
Juara 3 : SMA GKST 2 Tentena (Kab. Poso)
Kami mengucapkan selamat untuk SMA Negeri 1 Witaponda, yang berhasil meraih juara pertama dan berhak mewakili provinsi Sulawesi Tengah untuk mengikuti LCC MPR-RI tingkat Nasional. Kalian adalah wakil terbaik provinsi Sul-Teng.
